Langsung ke konten utama

Koefisien Sedimentasi

1.1     Dasar Teori
Sentrifus adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan suspensi dari komponen solid atau zat padatan dalam zat cair dengan cara diputar dalam kecepatan tinggi. Hasilnya adalah zat padatan tersebut akan terpisah dan menghasilkan sedimentasi di bagian dasar alat sentrifugasi. Sementara itu, zat cairnya akan membentuk supernatan di bagian atas sentrifus. Fungsi dari sentrifugasi adalah untuk memisahkan suatu zat dari suatu campuran dengan menggunakan gaya sentrifugal (Mukherjee, 2000).
Sentrifugal berasal dari bahasa latin yaitu centrum yang berarti pusat, dan fugere yang berarti melarikan diri. Menurut Sturtevant (2004),” Gaya sentrifugal adalah kecenderungan sifat dari suatu benda untuk meninggalkan titik pusat ketika berputar dalam sebuah gerakan melingkar.” Prinsip kerja dari sentrifugasi adalah pada saat terjadi sentrifugasi, gaya sentrifugal dari perputaran yang terjadi mendorong zat padat atau solid agar berpindah menuju densitas yang lebih tinggi dimana letaknya adalah di ujung bagian bawah yang menyempit dari sentrifus dan terbentuklah endapan yang disebut sebagai pelet, sementara itu zat cair akan terdorong ke tempat dengan densitas lebih rendah yang terletak pada permukaan tabung (Mukherjee, 2000).
Tabung sentrifugasi atau sentrifus memiliki banyak jenis,baik pada sentrifusnya maupun rotornya. Pada sentrifusnya, jenis sentrifus yang biasa digunakan antara lain adalah general centrifuge, micro centrifuge, dan speciality centrifuge. General centrifuge memiliki bentuk yang bisa diletakkan di atas meja dan digunakan untuk sentrifugasi urine, serum, atau cairan dari zat padat yang tidak larut, kecepatannya berkisar antara 0-3000 rpm dengan banyak sampel terbatas maksimal 100ml. Micro centrifuge sesuai namanya mikro berarti kecil sehingga ukuran sampel yang bisa ditampung maksimal 2ml. Specilaity centrifuge ditujukan sebagai sentrifus yang memiliki fungsi spesifik misalnya  sentrifus microhematrocit dan sentrifus blood bank. Sentrifus modern dengan kecepatan yang sangat tinggi di atas 50.000 rpm disebut sebagai ultracentrifuges yang dilengkapi dengan sistem pendinginan (Walker dan Rapley, 2000).
        Tempat terjadinya fotosintesis di dalam sel berupa sebuah struktur diskrit atau organel yang disebut sebagai kloroplas. Sebagai organel seluler, kloroplas memiliki ukuran sedang dan lebih kecil dari nuclei atau vakuola, tetapi sedikit lebih besar dari ribosom. Kloroplas di dalam daun pada tumbuhan tingkat tinggi memiliki bentuk seperti cakram atau wafer dengan diameter 5 mikrometer. Bagian-bagian penting pada kloroplas dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron dan bagian-bagian tersebut antara lain adalah sepasang lapisan terluar yang disebut envelope, tilakoid(terdapat klorofil) yang berbentuk kantong datar yang berjalan ke sana kemari dalam kloroplas, lumen yaitu ruang di dalam tilakoid, dan grana yaitu sekumpulan tilakoid yang tumpang tindih jadi satu(Hopkins, 2009).
        Isolasi kloroplas atau untuk mendapatkan ekstrak kloroplas, dapat digunakan sebuah eksperimen misal dengan menggunakan daun bayam 25gram, daun-daun di potong dengan ukuran yang lebih kecil dan diletakkan dalam blender yang sebelumnya telah didinginkan di dalam freezer. Kemudian ditambahkan 100ml bufer isolasi kloroplas dingin dan diblender 15 detik dalam kecepatan penuh, hasil blender dituangkan dengan cara disaring ke dalam gelas beaker dalam keadaan dingin. Selanjutnya 10ml filtrat dimasukkan dalam sentrifus 15ml dan disentrifugasi selama 5 menit dalam kecepatan 1300g. Kemudian supenatan dikeluarkan dan ditambahkan 2-2.5ml bufer isolasi dingin pada setiap pelet dan diaduk dengan kuas lalu dituangkan ke dalam tabung. Hasilnya merupakan preparat kloroplas yang masih mengandung komponen seluler. Hasil dari 12-15 ml dari preparat kloroplas dapat digunakan untuk 300 uji tes dan dapat disimpan dalam lemari es dalam waktu beberapa jam(Dean‡ dan Miskiewicz, 2003).



1.2     Tujuan Praktikum
        Tujuan dilaksanakannya praktikum tentang “Koefisien Sedimentasi” ini yaitu:
1.       1.  Melakukan isolasi kloroplas dari tanaman menggunakan metode fraksionasi sel.
2.        2. Mengamati kloroplas hasil fraksionasi menggunakan mikroskop.

3.        3.  Mengetahui perkiraan koefisien sedimentasi kloroplas.

2.1 Prosedur Isolasi Fraksi Kloroplas
                Langkah pertama yang harus dilakukan adalah daun bayam dipisahkan dari tulang daun utamanya dan ditimbang sebanyak 4 gram. Daun selanjutnya dipotong menjadi bagian-bagian kecil dengan gunting, selanjutnya ditempatkan pada mortar dingin yang sudah diisi dengan 15ml buffer Tris-NaCl sebelumnya, serta sedikit pasir kuarsa. Daun tersebut dihaluskan dengan pestle selama 2 menit. Selanjutnya, suspensi dari daun disaring menggunakan kain kasa dan filtratnya ditampung ke dalam gelas beaker dan kemudian dipindahkan ke dalam tabung polipropilen dingin dan ditimbang dengan berat 17 gram. Filtrat disentrifugasi dengan kecepatan 1250 rpm selama 1 menit. Hasil sentrifugasi yang berupa supernatan dipindahkan ke dalam tabung polipropilen baru yang dingin, ditimbang dengan berat 17 gram dan disentrifugasi dengan kecepatan 3250 rpm selama 5 menit. Selanjutnya, dilakukan pengukuran jarak A yaitu jarak dari dasar tabung propilen ke permukaan atas suspense dan jarak B yaitu jarak dari dasar tabung propilen ke bagian atas pelet. Koefisien sedimentasi kloroplasnya dihitung dengan rumus koefisien sedimentasi. Selanjutnya supernatan dibuang dan kemudian peletnya ditambahkan dengan 10ml buffer Tris-NaCl dingin, dan diresuspensi dengan pelet menggunakan pipet Pasteur. Selanjutnya, tabung polipropilen ditutup dan dibalik-balik beberapa kali dan ditempatkan di ice-water bath. Diambil satu tetes suspense kloroplas menggunakan pipet Pasteur dan diletakkan di atas obyek gelas dan ditutup cover gelas, kelebihan cairan di sekitar cover gelas dihisap menggunakan tisu. Kloroplas diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 200x, 400x, dan 1000x.

3.1 Analisa Prosedur
3.1.1 Fungsi Alat
              Peralatan yang digunakan memiliki fungsinya masing-masing secara spesifik. Alat yang pertama adalah mikroskop, mikroskop merupakan alat yang berfungsi untuk mengamati struktur secara mikroskopis pada suatu bahan, pada praktikum ini digunakan mikroskop elektron yang mampu membentuk image lebih sempurna dibandingkan dengan mikroskop cahaya biasa. Selanjutnya adalah alat refrigerated-centrifuge, fungsi dari alat ini adalah untuk melakukan sentrifugasi dalam keadaan dingin karena dilengkapi dengan pendingin sehingga struktur subseluler tetap terjaga. Selanjutnya adalah tabung polipropilen, fungsi tabung ini adalah sebagai tempat bahan yang akan disentrifugasi dalam refrigerated-centrifuge. Mortar dan pestle merupakan sepasang alat yang fungsinya adalah untuk menumbuk bahan atau menghaluskan bahan agar komponen-komponennya homogen. Gunting merupakan alat yang digunakan untuk memotong daun. Pipet Pasteur berfungsi sebagai alat pemindah bahan dengan ketelitian tertentu sehingga mengurangi terjadinya kelebihan ataupun kekurangan. Obyek dan cover gelas merupakan sepasang alat yang digunakan sebagai tempat sekaligus penutup specimen yang akan diamati dengan mikroskop. Penggaris sebagai alat untuk membuat garis, ice-water bath berfungsi sebagai tempat pendingin bahan agar suhu bahan tetap terjaga, kain kasa berfungsi sebagai alat penyaring. Alat tambahan berupa timbangan atau neraca yang digunakan untuk menimbang berat bahan yang akan disentrifugasi.

3.1.2 Fungsi Bahan
              Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah daun bayam segar dan buffer Tris-NaCl dingin. Daun bayam dipilih menjadi preparat atau bahan yang diamati kloroplasnya karena struktur daun bayam yang lunak dimana hal tersebut membantu mempermudah praktikan untuk menghaluskan daun bayam sekaligus menghancurkan dinding selnya sehingga komponen subselulernya dapat keluar dan disentrifugasi, selain itu, daun bayam juga mempunyai kandungan kloroplas yang banyak. Buffer Tris-NaCl dingin berfungsi sebagai larutan penyangga yang bekerja untuk menjaga struktur fisiologi sel dan komponen subseluler sel yang ada pada daun bayam.

3.1.3 Fungsi Perlakuan
              Daun bayam yang telah dipisahkan dengan tulang daun utamanya ditimbang 4gram dan dimasukkan ke dalam mortar yang sebelumnya telah diisi dengan buffer Tris-NaCl dan dihaluskan dengan pestle. Perlakuan dimana buffer Tris-NaCl dimasukkan lebih dahulu berfungsi untuk menjaga struktur fisologis sel daun bayam karena larutan tersebut merupakan larutan penyangga. Perlakuan selanjutnya adalah penyaringan daun bayam yang telah halus untuk mendapatkan filtrate daun bayam dan dilakukan penimbangan 17 gram, perlakuan penimbangan harus 17 gram untuk menjaga keseimbangan dalam mesin sentrifugasi agar tidak terjadi gangguan dan kerusakan pada mesin. Disentrifugasi 1250 rpm selama 1 menit berfungsi untuk memisahkan debris dengan supernatan, dimana supernatan selanjutnya dipindah ke tabung polipropilen baru dan disentrifugasi kembali 3250 rpm selama 5 menit berfungsi untuk mendapatkan pelet yang merupakan kloroplas dari daun bayam, sedangkan supernatannya merupakan subseluler yang memiliki densitas atau ukuran lebih kecil dari kloroplas, diduga berisi nukleus. Selanjutnya kloroplas dalam bentuk pelet ditambahkan dengan 10ml Tris-NaCl dan dihomogenkan untuk menjaga struktur fisiologis kloroplas yang sudah didapatkan. Selanjutnya diambil satu tetes pelet dan diletakkan di obyek gelas dan ditutup cover gelas untuk diamati struktur mikroskopis kloroplas pada perbesaran 400x.

3.2 Analisa Hasil
3.2.1 Pengamatan Menggunakan Mikroskop
              Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x, dapat ditemukan beberapa kloroplas yang berwarna hijau muda dengan ukuran yang masih sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan bagian-bagiannya. Pengamatan menggunakan mikroskop hanya dilakukan satu kali dengan perbesaran 400x karena waktu pengerjaan atau praktikum yang sangat terbatas dan terjadi gangguan pada mesin pada saat sentrifugasi dengan kecepatan 3250 rpm selama 5 menit, dimana hal tersebut kemungkinan terjadi akibat bahan-bahan yang disentrifugasi dalam refrigerated centrifuge secara bersamaan memiliki keseimbangan yang kurang atau tidak seimbang. Kloroplas yang ditemukan memiliki bentuk lonjong seperti pil kapsul yang berukuran sangat kecil.

              Bentuk kloroplas pada umumnya seperti cakram atau wafer dengan diameter 5 mikrometer. Bagian-bagian penting pada kloroplas dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron dan bagian-bagian tersebut antara lain adalah sepasang lapisan terluar yang disebut envelope, tilakoid(terdapat klorofil) yang berbentuk kantong datar yang berjalan ke sana kemari dalam kloroplas, lumen yaitu ruang di dalam tilakoid, dan grana yaitu sekumpulan tilakoid yang tumpang tindih jadi satu(Hopkins, 2009).


3.2.3 Macam - macam Kloroplas
              Macam-macam kloroplas yang bervariasi dapat dilihat pada kloroplas alga, dimana semua jenis kloroplas pada alga memiliki bentuk tunggal menyerupai mangkuk. Kloroplas mengisi sebagian besar dari sel dan memiliki dasar yang tebal sementara tepinya tipis. Bentuh dari kloroplas bervariasi yaitu retikulat ( C. reticulate), stelat ( C. arachne), bentuk huruf H ( C. biciliata), axile dan stelat ( C. steinii), laminat( C. mucicola), cakram (C. alpine), dan berlurik-lurik ( C. multitaeniata) (Gambar 3) (Pandey dkk., 2009).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK PEWARNAAN MOLD DAN YEAST

1.1   Latar Belakang Mikroba terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan alga. Proses identifikasi untuk jenis-jenis mikroba tersebut cenderung berbeda karena struktur penyusun selnya juga berbeda. Fungi dibagi lagi menjadi mold (kapang) dan yeast (khamir), lichen , dan mikorhiza (Campbell dkk., 2003 ). Mold adalah fungi yang bersifat multisesluler dan memiliki kemampuan tumbuh dengan cepat dan bereproduksi cenderung secara aseksual. Perbedaan mold dan yeast adalah jumlah selnya, dimana sel yeast masih termasuk uniseluler sehingga strukturnya lebih sederhana dibandingkan dengan mold . Yeast di alam dapat ditemukan di tempat yang cair dan lembab seperti getah pohon dan jaringan hewan (Campbell dkk., 2003). Identifikasi mold untuk proses klasifikasi dapat dilakukan dengan cara melihat ciri-ciri morfologis struktur dari spora baik aseksual maupun seksualnya, sementara yeast dapat dilakukan dengan cara melihat ciri fisiologis dan adanya reaksi-reaksi biokimia di dalam sel...

Biologi Sel: Fraksinasi dan Analisa Komponen Seluler

1.1      Dasar Teori Sel meru pakan struktur dasar dari makhluk hidup yang paling kecil tetapi sudah kompleks dan fungsional. Tubuh dari makhluk hidup kecuali virus, memiliki organisasi sel yang terdiri dari banyak sel. Makhluk hidup yang hanya memiliki satu sel disebut sebagai uniseluler, contohnya adalah bakteri. Sementara itu, makhluk hidup yang memiliki banyak sel disebut sebagai makhluk hidup multiseluler(Chauhan,2008). Ti pe dari sel menjadi dasar pembagian sel secara prokariotik dan eukariotik. Prokariotik merupakan sel yang sangat primitif dan memiliki struktur internal yang sederhana. Hal tersebut dikarenakan sel prokariotik yang tidak dilengkapi dengan nukleus atau membran terikat lainnya, struktur internal sel prokariotik hanya terdiri atas dinding sel, membran plasma, sitosol, ruang kosong, ER, ribosom, dan penyimpanan granula. Sementara itu, eukariotik memiliki struktur internal sel yang lebih kompleks. Protoplasma pada sel prokariotik banyak meng...

IDENTIFIKASI BAKTERI MENGGUNAKAN UJI BIOKIMIA

1.1   Latar Belakang       Bakteri merupakan makhluk hidup, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa bakteri dapat bermetabolisme. Metabolisme yang dilakukan oleh bakteri dimaksudkan untuk menunjang kebutuhan hidup bakteri dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Metabolisme pada bakteri sama dengan metabolisme pada makhluk hidup tingkat tinggi yang terdiri dari proses anabolisme dan katabolisme (Campbell dkk., 2002).       Metabolisme pada bakteri dapat dilakukan dengan bantuan enzim – enzim tertentu yang diekskresikan oleh suatu jenis bakteri. Namun, tidak semua bakteri dapat melakukan produksi enzim yang jenisnya sama. Hal tersebut terjadi akibat perbedaan habitat beberapa jenis bakteri sehingga otomatis jenis enzim yang dibutuhkan untuk membantu proses metabolismenyapun berbeda bergantung habitat dan fungsinya (Campbell dkk., 2002).       Perbedaan jenis enzim yang diproduksi oleh...