BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protista merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki struktur sel eukariotik paling sederhana, namun protista paling sederhana memiliki sel yang sangat kompleks dibandingkan dengan sel prokariotik. Semua makhluk hidup yang termasuk dalam protista merupakan eukariota yang kebanyakan adalah uniseluler, namun ada beberapa yang dapat membentuk koloni dan bersifat multiseluler. Protista memiliki keanekaragaman yang sangat tinggi dan memiliki sel yang kompleks di antara semua sel (Campbell dkk., 2003).
Anggota kelompok dari protista adalah protozoa dan alga. Protozoa merupakan protista yang memiliki kemampuan untuk motilitas dan bersifat heterotrof. Sementara itu, alga tidak memiliki kemampuan untuk motilitas dan bersifat autotrof karena memiliki organel yang menghasilkan pigmen untuk fotosintesis (Campbell dkk., 2003). Keanekaragaman protista baik protozoa maupun alga sangat tinggi sehingga dibutuhkan ketelitian untuk identifikasi spesies tersebut. Praktikum ini penting dilakukan untuk dapat mengidentifikasi spesies protozoa maupun alga dan dapat membedakan keduanya dilihat dari kemampuan motilitas dan ada tidaknya pigmen warna yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah:
1. Bagaimana cara mengidentifikasi protozoa dan mikroalga ?
2. Bagaimana perbandingan keanekaragaman mikroalga dan protozoa di Kolam Tamansari dan Kolam Biologi?
3. Bagaimana peran adanya mikroalga dan protozoa pada suatu perairan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui cara mengidentifikasi protozoa dan mikroalga.
2. Mengetahui perbandingan keanekaragaman mikroalga dan protozoa di Kolam Tamansari dan Kolam Biologi.
3. Mengetahui peran adanya mikroalga dan protozoa pada suatu perairan.
1.4 Manfaat
Hasil dari praktikum ini dapat digunakan untuk membedakan jenis protista yang termasuk dalam protozoa atau alga berdasarkan karakteristik selnya masing – masing. Selain itu, dapat digunakan untuk mengetahui peran ekologis dari keberadaan suatu jenis protozoa maupun alga di suatu ekosistem. Selain itu, manfaat lain adalah dapat menjadikan keberadaan suatu spesies alga maupun protozoa sebagai bioindikator kondisi suatu lingkungan perairan.
2.1 Protozoa
Protozoa merupakan makhluk hidup yang bersifat mikroskopis yang dapat bergerak. Protozoa memiliki mekanisme pathogen yang beraneka ragam, namun ada juga protozoa yang bersifat tidak membahayakan manusia. Protozoa akan menjadi makhluk pathogen apabila memiliki tujuan untuk menginfeksi suatu sel inang. Protozoa memiliki sistem reproduksi yang beraneka ragam, namun pada suatu spesies hanya mengalami reproduksi dengan bantuan sel inang seperti nyamuk betina dari genus Anopheles, protozoa tersebut adalah Plasmodium malariae (Phillips, 2013).
Protozoa yang hidup di alam memiliki habitat asli di perairan dan akan bereproduksi dengan cara pembelahan biner. Karakteristik dari protozoa adalah memiliki struktur yang mirip dengan hewan tetapi bersifat parasit dan merupakan uniseluler tanpa adanya dinding sel. Protozoa merupakan eukariota yang memiliki kromosom dan bersifat aerobik. Siklus hidup protozoa dapat melalui sel inang atau pembelahan biner (Phillips, 2013).2.2 Alga
Alga merupakan protista mirip tumbuhan karena memiliki organel pada selnya yang dapat memproduksi pigmen untuk proses fotosintesis. Alga dapat bersifat makroskopis maupun mikroskopis yang biasa disebut dengan mikroalga. Mikroalga memiliki habitat di perairan baik tawar maupun air laut. Hal tersebut menyebabkan keberadaan mikroalga di suatu ekosistem perairan dapat dijadikan sebagai bioindikator dari kondisi perairan tersebut (Maier dkk., 2000 ).
Alga dapat menyebabkan eutrofikasi. Selain itu, beberapa jenis alga dapat memproduksi toksin atau racun yang dapat menyebabkan kematian pada ikan dan invertebrata, serta dapat menyebabkan keracunan pada manusia yang memakannya. Struktur sel dari alga adalah alga merupakan makhluk hidup dengan sel eukariota yang bersifat aerobik. Sebagai sel eukariota, alga memiliki inti sejati dan organel – organel kompleks di dalam membran selnya. Alga memiliki dinding sel yang berfungsi untuk membantu proses pembelahan pada alga yang mengandung selulosa atau silicon dioxide misal pada diatom (Maier dkk., 2000).
Alga memiliki organel khusus yang fungsinya adalah menghasilkan pigmen untuk kepentingan fotosintesis, contohnya adalah kloroplas. Fungsi dari kloroplas adalah sebagai organel yang memproduksi klorofil yang dapat digunakan untuk mengkonversi energi cahaya matahari menjadi energy kimiawi melalui proses fotosintesis. Alga disebut mirip tumbuhan karena adanya organel kloroplas tersebut, namun perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa sel pada alga tidak mengalami diferensiasi jaringan, sedangkan pada tumbuhan mengalami diferensiasi jaringan (Maier dkk., 2000 ).
DAFTAR PUSTAKA
Blaise, Christian dan Jean-Francois Ferard. 2005. Small-scale
Freshwater Toxicity Investigations: Volume 1 – Toxicity Test
Methods. Springer: Netherlands.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003.
Biologi. Penerjemah, Manalu. Erlangga: Jakarta.
Christensen, Melissa. 2004. Problem Organisms in Water: Identification
and Treatment. American Water Work Association: USA.
Ghetti, Francesco, Giovanni Checcucci, dan Janet F. Bornman. 2006.
Environmental UV Radiation: Impact on Ecosystems and
Human Health and Predictive Models. Nato Advanced Study
Institute: Pisa, Italy.
Lee, James W. 2013. Advanced Biofuels and Bioproduct. Springer
Science & Business Media: New York.
Ley, Beth M. 2003. Chlorella: The Ultimate Green Food: Nature’s
Richest Source of Chlorophyll. BL Publications: Detroit Lakes,
MN.
Maier, Raina M., Ian L. Pepper, dan Charles P. Gerba. 2000.
Environmental Microbiology. Academic Press: California
Phillips, Nancymarie. 2013. Berry & Kohn’s Operating Room
Technique. Elseveier: London.
Qin, Boqiang. 2008. Lake Taihu, China: Dynamics and Environmental
Change. Springer Science and Business Media B.V.: New York.
2015.
April 2015.
April 2015.
April 2015.
April 2015.
Wehr, John D. 2003. Freshwater Algae of North America: Ecology and
Classification. Elsevier Science: USA.
Komentar